Tuesday, October 11, 2022

Love for All Seasons


No matter which season my teens are passing through, rely on GOD to give me wisdom & strength to love them well through their winter, spring, summer & fall.

Mengerti dengan Hati

 Ada banyak hal yang belum sempat aku ucapkan buat mama

Mungkin lebih karena belum ada dalam hati dan benak

Karena aku belum mengerti ada seribu makna dari sebuah ucapan

Dan juga sejuta arti dari sebuah tindakan

Saat dewasa, saat lebih kaya akan makna & rasa

Memori lama terpanggil, tanya yang dulu terjawab

Mengerti akan arti sebuah kata

Sayang ...

Takut terluka ...

Ingin melindungi ...

Putus asa ...

Ada rasa yang hilang ...

Melepaskan ...

Berharap ...

Mengerti dengan hati ...

Saturday, March 12, 2011

Meaningful Conversation

Beberapa hari yang lalu aku berjumpa dengan kawan lama dan kami mulai bercakap-cakap. Sebenarnya tidak dapat persis dikatakan percakapan, karena yang sebenarnya terjadi adalah aku hanya menjadi pendengar, dia bercerita tentang kisah hidupnya. Pada saat itu aku tidak dapat memberikan tanggapan ataupun masukan apapun. Tetapi melalui kisah hidupnya, aku belajar banyak tentang "kisah nyata" apa yang Salomo katakan dalam kitab Amsal "kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan Tuhan dipuji-puji."
Kemudian aku mulai menyadari bahwa kecantikan yang sesungguhnya diharapkan oleh suami adalah kecantikan yang berasal dari dalam hati. Kecantikan fisik hanya bersifat sementara, karena kita akan menjadi tua dan keriput. Semua kecantikan fisik akan tidak terlihat jika kita mempunyai karakter yang buruk dan tidak menjadi istri yang sebagimana mestinya, sehingga yang tertinggal hanya kekecewaan demi kekecewaan dan penyesalan demi penyesalan.
Memang kita harus pandai berdandan, menjaga postur tubuh dan juga merawat tubuh untuk suami kita, agar tetap terlihat cantik. Tetapi jika tanpa diimbangi dengan karakter yang baik dan sikap sebagai seorang istri yang melayani, semuanya itu akan menjadi sia-sia.
Tuhan menciptakan wanita adalah untuk menjadi penolong bagi suami, bukan sebagai perhiasan ataupun pajangan yang mahal dan antik. Maka kita sebagai seorang istri perlu introspeksi diri dengan pertanyaan 'sudahkah aku menjadi penolong yang sepadan bagi suamiku?' Atau selama ini kita hanya menjadi istri yang justru mempermalukan suami kita dihadapan orang banyak, dengan tidak memperhatikan apa yang dipakai suami kita misalnya. Yang sebenarnya dipermalukan adalah diri kita sendiri, sebagai seorang istri yang tidak dapat mengurus suami dengan baik. Kitab Amsal menuliskannya demikian : ayat 10 "istri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga daripada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya." Ayat 27 : "Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya. Anak-anaknya bangun dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia : Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua."
Aku mengatakan bahwa aku belajar banyak dari kisah hidupnya, karena kemudian aku mulai menyadari bahwa akupun belum menjadi seorang istri yang bijak seperti yang dikatakan oleh Salomo, aku masih sering lupa memasangkan kancing baju suamiku yang copot, aku masih sering lupa membelikan kaos kaki suamiku yang sudah mulai tipis hampir bolong, aku masih sering lupa memperhatikan kaos dalam suamiku yang mulai menguning di bagian ketiak, dan masih banyak lagi "aku sering lupa..." Maafkan aku sayang.....dengan begitu banyak kata "aku sering lupa." Walaupun suamiku sama sekali tidak pernah mengeluh, tetapi aku mau semakin hari semakin Tuhan bentuk menjadi istri yang bijak dan juga menjadi berkat buat orang-orang disekelilingku.
Tuhan memang bisa mengirim siapa saja untuk mengingatkan kita tentang kesalahan kita, baik yang kita sadari maupun yang tidak kita sadari. Karena itu kita harus memiliki hati yang lembut yang mau Tuhan tegur untuk kemudian bertobat dan tidak mengulangi kesalahan yang sudah kita buat.


Monday, February 21, 2011

Sahabat Sejati

Teman untuk bersenang-senang mudah didapat
Teman yang selalu ada saat kita susah itulah sahabat
Sahabat sejati dapat diuji saat kita melewati lembah kekelaman

Dia akan mengulurkan tangannya untuk menolong kita
Dia akan memberikan telinganya untuk mendengar kita
Dia akan memberikan bahunya untuk memeluk kita
Dia akan memberikan penghiburan bukan penghakiman
Dia akan memberikan kekuatan bukan tuduhan
Dia hanya bisa memberi senyuman bukan ejekan

Dia akan selalu ada buatku, saat suka maupun duka
Itu hanya aku temukan dalam Diri Sahabat Sejatiku....
YESUS KRISTUS

Friday, December 3, 2010

Defisiensi G6PD

Defisiensi G6PD merupakan penyakit dengan gangguan herediter pada aktivitas eritrosit (sel darah merah), di mana terdapat kekurangan enzim glukosa-6-fosfat-dehidrogenase (G6PD). Enzim G6PD ini berperan pada perlindungan eritrosit dari reaksi oksidatif. Karena kurangnya enzim ini, eritrosit jadi lebih mudah mengalami penghancuran (hemolisis). Terjadinya hemolisis ditandai dengan demam yang disertaijaundice (kuning) dan pucat di seluruh tubuh dan mukosa. Urin juga berubah warna menjadi jingga-kecoklatan; ditemukan tanda syok (nadi cepat dan lemah, frekuensi pernapasan meningkat), dan tanda kelelahan umum.

Hemolisis ini dapat dipicu oleh konsumsi obat-obatan. Selain obat-obatan, makanan tertentu juga dapat memicu timbulnya serangan hemolitik pada anak dengan defisiensi G6PD; misalnya kacang fava (fava beans) dan kacang-kacangan tertentu. Berikut ini adalah daftar obat-obatan yang perlu dipertimbangkan pemberiannya pada pasien defisiensi G6PD.


Berisiko sangat tinggi (defisiensi ringan termasuk)

Berisiko tinggi (defisiensi ringan tidak termasuk)

Berisiko jika dikonsumsi dalam dosis tinggi

Arsin

Asetilfenilhidrazin

Betanaftol

Dapson (diafenilsulfon)

Dimerkaprol

Furazolidon

Menadiol-Na-sulfat (vitamin K4 Na-sulfat)

Menadion (menafton)

Menadion-Na-bisulfit (vitamin K3 Na-bisulfit)

Metilen biru

Naftalin

Na-aldesulfon

Na-glukosulfon

Niridazol

Nitrofurantoin

Nitrofurazon

Pamakuin

Pentakuin

Primakuin

Probenesid

Stibofen

Sulfasetamid

Sulfadimidin

Sulfametoksazol

Sulfanilamid

Sulfapiridin

Sulfasalazin

Toluidin biru

Asam asetilsalisilat (aspirin)

Asam nalidiksat

Asam paraaminosalisilat

Asetanilid

Doksorubisin

Fenasetin

Glibenklamid

Kloramfenikol

Klorokuin

Kuinakrin

Siprofloksasin (adult only)

Sulfafurazol

Aminopirin

Antazolin

Antipirin

Asam askorbat (vitamin C)

Asam paraaminobenzoat (PABA)

Benzheksol

Difenhidramin

Dopamin dan L-dopa

Fenilbutazon

Fenitoin

Fitomenadion (vitamin K1)

Isoniazid (INH)

Klorguanidin

Kolkisin

Kuinidin

Kuinin (kina)

Norfloksasin (adult only)

Parasetamol

Pirimetamin

Proguanil

Prokainamid

Streptomisin

Sulfadiazin

Sulfaguanidin

Sulfamerazin

Sulfametoksipiridazin

Sulfasitin

Sulfisoksazol

Triheksifenidil

Trimetoprim

Tripelenamin

World Health Organization (WHO), mengklasifikasikan varian mutan G6PD berdasarkan pengukuran aktivitas enzim dan ada atau tidaknya anemia hemolitik, kemudian dibagi lagi atas dasar mobilitas elektroforesis dalam setiap varian sebagai berikut :

1. Klas I: varian G6PD yang defisiensi enzimnya sangat berat (aktivitas enzim kurang dari 10% dari normal) dengan anemia hemolitik kronis.
2. Klas II: varian G6PD yang defisiensi enzimnya cukup berat (aktivitas enzim kurang dari 10% dari normal) namun tidak ada anemia hemolitik kronis.
3. Klas III: varian G6PD dengan aktivitas enzimnya antara 10%-60% dari normal dan anemi hemolitik terjadi bila terpapar bahan oksidan atau infeksi.
4. Klas IV: varian G6PD yang tidak memberikan anemia hemolitik atau penurunan aktivitas enzim G6PD
5. Klas V: varian G6PD yang aktivitas enzimnya meningkat.
Varian klas IV dan klas V secara biologis, genetik dan antropologis tidak didapat gejala klinik.

Anemia hemolitik akut akibat induksi obat

Sebagian besar manifestasi varian mutan gen G6PD yang mengakibatkan defisiensi enzim G6PD kurang dari 60% dari normal, terjadi setelah paparan obat atau bahan kimia yang memicu terjadi anemia hemolitik akut. Umumnya, setelah satu sampai tiga hari terpapar bahan bahan tersebut, penderita akan mengalami demam, letargi, kadang disertai gejala gastrointestinal. Hemoglobinuria merupakan tanda cardinal terjadinya hemolisis intravascular ditandai dengan terjadinya urine berwarna merah gelap hingga coklat. Kemudian timbul ikterus dan anemia yang disertai takikardia. Pada beberapa kasus berat dapat terjadi syok hipovolemik. Dapat terjadi komplikasi berupa Acute tubular necrosis pada episode hemolitik, terutama bila terdapat penyakit dasar berupa gangguan hepar seperti hepatitis.

Anemia Hemolisis akut karena infeksi

Infeksi merupakan penyebab paling umum terjadinya hemolisis. Infeksi bakteri dan virus seperti Hepatitis, Salmonella, Escherchia coli, Streptoccus β hemolitikus dan Rickettsia, dapat menyebabkan anemia hemolitik pada penderita defisiensi G6PD dan mekanisme terjadinya hemolisis belum jelas. Salah satu sebab yang dapat menjelaskan hubungan infeksi dengan hemolisis adalah akibat proses fagositosis. Lekosit menghasilkan radikal oksigen aktif selama proses fagositosis yang mengakibatkan kerusakan membran eritrosit. Hemolisis yang terjadi karena dipicu oleh infeksi biasanya ringan.

Hemolisis dapat timbul satu sampai dua hari setelah onset terjadinya infeksi dan dapat menimbulkan anemia ringan. Biasanya terjadi pada pasien dengan klinis pnemoni atau demam tifoid. Infeksi virus hepatitis pada pasien defisiensi G6PD dapat memperparah timbulnya ikterus.

Jumlah dan produksi retikulosit rendah dan hal ini akan pulih setelah infeksi primer dapat disembuhkan

Anemia Hemolitik akut karena Favism

Manifestasi klinik defisiensi enzim G6PD lainnya yang dapat menyebabkan anemia hemolitik adalah anemia hemolitik yang disebabkan konsumsi fava bean, Vicia faba. Penderita favisme selalu defisiensi enzim G6PD namun tidak semua penderita defisiensi G6PD bisa menderita favisme. Diduga terdapat faktor genetik lainnya yang berhubungan dengan metabolisme bahan aktif dari fava bean.

Favisme merupakan salah satu efek hematologi yang paling berat pada penderita defisiensi G6PD. Manifestasi klinis yang timbul dapat lebih hebat dibandingkan anemia hemolisis yang disebabkan oleh obat. Hemolisis dapat timbul beberapa jam hingga beberapa hari setelah konsumsi kacang.

Favisme banyak didapatkan pada anak dibanding pada dewasa. Terutama pada varian mutan gen defisiensi G6PD tipe Mediteranean, varian mutan gen G6PD lainnya yang dapat mengalami favisme adalah tipe G6PD A-. Gejala yang timbul pada anak berupa gelisah hingga letargi beberapa jam setelah terpapar fava bean. Dalam waktu 24 – 48 jam dapat timbul demam disertai mual muntah, nyeri abdomen dan diare. Urine berwarna merah hingga coklat gelap yang dapat berlangsung selama beberapa haril. Ikterus timbul bersama terjadinya urine yang gelap. Anak tampak pucat, terdapat takikardia. Pada beberapa kasus, dapat terjadi syok hipovolemi dengan segera yang dapat berakibat fatal hingga terjadi gagal jantung. Biasanya terdapat pembesaran hepar dan limpa yang ringan.

Adanya kasus maternal favisme pada ibu hamil dilaporkan menyebabkan hemolisis pada bayi penderita defisiensi G6PD yang disusui, bahkan dapat terjadi hydrops fetalis.

Manifestasi non hematologi

Beberapa kasus defisiensi G6PD dilaporkan dapat memberikan manifestasi non hematologi. Dilaporkan bahwa defisiensi G6PD dapat mengakibatkan juvenile cataract pada lensa mata. Bahkan bilateral cataract ditemukan pada anak dengan defisiensi G6PD. Pada penelitian lebih lanjut ditemukan bahwa aktivitas enzim G6PD hanya sebesar 40% dibanding individu normal.
Defisiensi G6PD juga dapat menyebabkan kejang otot, kelelahan pada otot, gangguan kehamilan, katarak dan infeksi yang berulang. Dilaporkan pula bahwa defisiensi aktivitas G6PD pada lekosit dan netrofil dapat menyebabkan defek pada sistem imun yang menyebabkan infeksi berulang dan terbentuknya granuloma pada beberapa kasus. Defisiensi G6PD menunjukkan heterogenitas genetik yang cukup kompleks dan bervariasi dari satu populasi ke populasi lain. Varian mutasi gen G6PD yang berbeda dapat menentukan ringan beratnya gejala klinik serta berbagai akibat lain yang cukup serius dan dapat mengancam kehidupan

Tata Laksana

Defisiensi enzim G6PD yang dapat menyebabkan anemia hemolitik, ikterus maupun manifestasi non hemolitik merupakan kelainan genetik yang diwariskan secara X-linked resesif. Karena itu, kelainan ini tidak dapat disembuhkan. Tata laksana utama kelainan enzim G6PD berupa upaya pencegahan.
Upaya pencegahan hanya dapat dilakukan bila telah diketahui masalah yang harus dihadapi. Untuk itu merupakan hal penting untuk mendapatkan karakteristik gen G6PD dan pola variasi gen G6PD sehingga membantu untuk diagnosis dini dan mempelajari sejauh mana permasalahan defisiensi G6PD ini sebagai etiologi penyebab anemia hemolitik atau gejala klinis yang lain.
Upaya pencegahan dapat dibagi menjadi pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tersier.

Upaya pencegahan primer

Upaya pencegahan primer termasuk skrining untuk mengetahui frekuensi (angka kejadian) kelainan enzim G6PD di masyarakat yang membantu diagnosis dini karena sebagian besar defisiensi G6PD tidak menunjukkan gejala klinis, sehingga pemahaman mengenai akibat yang mungkin timbul pada penderita defisiensi G6PD yang terpapar bahan oksidan masih belum sepenuhnya dipahami serta disadari yang dapat mengakibatkan diagnosis dini terlewatkan.
Masih termasuk pencegahan primer yaitu dengan memberikan informasi dan pendidikan kepada masyarakat mengenai kelainan enzim G6PD, termasuk berupa konseling genetik pada pasangan resiko tinggi.

Upaya pencegahan sekunder

Upaya pencegahan sekunder berupa pencegahan terpaparnya penderita defisiensi enzim G6PD dengan bahan bahan oksidan yang dapat menimbulkan manifestasi klinis yang merugikan seperti yang terdapat pada tabel III sehingga dapat tercapai sumber daya manusia yang optimal.
Sekali diagnosa defisien enzim G6PD ditegakkan, orang tua harus dianjurkan untuk menghindari bahan bahan oksidan termasuk obat obat tertentu, juga harus dijelaskan mengenai resiko terjadinya hemolisis pada infeksi berulang. Selain itu juga perlu dilakukan skrining G6PD pada saudara kandung dan anggota keluarga yang lainnya.

Upaya pencegahan tersier

Upaya pencegahan tersier berupa pencegahan terjadinya komplikasi akibat paparan bahan oksidan maupun infeksi yang menimbulkan gejala klinik yang merugikan, seperti mencegah terjadinya kern ikterus pada hiperbilirubinemi neonatus yang dapat menyebabkan retardasi mental, mencegah kerusakan ginjal maupun syok akibat hemolisis akut masif maupun mencegah terjadinya juvenile katarak pada penderita defisiensi enzim G6PD.

Imunisasi

Beberapa jenis imunisasi yangdianjurkan bagi penderita defisien enzim G6PD adalah imunisasi hepatitis A dan B. Imunisasi terhadap parvovirus B19 dianjurkan karena infeksi virus ini dapat menyebabkan krisis aplastik pada penderita defisien enzim G6PD. Imunisasi terhadap pnemococcus, meningococcus dan hemophilus dalam vaksin polivalen juga direkomendasikan terutama bagi penderita yang akan menjalani operasi splenektomi.

RINGKASAN

1. G6PD merupakan satu-satunya enzim yang menyediakan NADPH yang dibutuhkan sebagai kofaktor untuk meredam senyawa oksidan (ROS) didalam sel eritrosit. Kekurangan enzim ini diturunkan secara X-linked resesif dapat menyebabkan hemolisis pada eritrosit dan manifestasi klinis lainnya terkait berkurangnya perlindungan sel terhadap senyawa oksidan.
2. Prevalensi penderita defisiensi G6PD cukup tinggi di dunia, Asia Tenggara maupun di Indonesia. Terutama di daerah endemis malaria, kelainan ini dapat memberikan keuntungan selektif bagi individu penderita untuk survive terhadap malaria.
3. Berdasarkan penelitian dan analisis molekuler selama lebih dari 40 tahun sejak defisiensi enzim G6PD diidentifikasikan, jenis varian G6PD didapatkan 442 varian dan diduga 400 juta penduduk dunia menderita kelainan ini. Berbagai jenis mutasi (varian) gen G6PD dapat mengakibatkan penurunan aktivitas G6PD. Mutasi pada exon 6 dan exon 10 dapat menyebabkan gejala klinis (anemia hemolitik) yang berat. Gejala klinis pada umumnya asimptomatik, namun bila terpapar bahan oksidan, infeksi atau makan fava beans mempunyai potensi terjadinya anemia hemolitik, ikterus neonatorum (neonatal jaundice) yang sering mengakibatkan kerusakan syaraf permanen dan dapat menyebabkan kematian. Selain itu dapat juga menimbulkan katarak, kelelahan otot dan infeksi berulang.
4. Tata laksana hanya dititikberatkan pada upaya pencegahan, sebagaimana penyakit herediter lainnya. Upaya pencegahan terbagi menjadi pencegahan primer, pencegahan sekunder maupun pencegahan tersier.

Sumber :

http://hnz11.wordpress.com/2009/05/14/obat-obatan-vs-defisiensi-g6pd/

Thursday, December 2, 2010

Melepaskan Keegoisan Seorang Ibu

Gabriel sudah berusia 6 bulan di bulan November ini, berarti waktunya untuk cek lab kembali nilai G6PD nya. Pada hari Senin pagi tgl 22 Nov, kami kembali cek lab untuk G6PD nya, dan hasilnya akan selesai dalam 3 hari, tetapi kemudian hasilnya baru selesai setelah 1 minggu. Saat akan mengambil hasil lab, kami begitu yakin Tuhan menjawab permintaan kami bahwa Gabriel pasti Tuhan sembuhkan dari defisiensi G6PD, kemudian kami akan bersaksi bahwa Tuhan baik telah melakukan mujizat kembali untuk anak kami Gabriel (karena defisiensi G6PD merupakan penyakit yang tidak ada obatnya dan bersifat tetap seumur hidup). Dan juga aku akan "selesai berpuasa", kami akan kembali bebas pergi kemanapun dan memakai apapun yang kami sukai.
Pada hari Sabtu sore tgl 27 di bulan November, dengan suasana agak mendung karena sehabis hujan deras, masih di tempat parkir kami membuka hasil lab tersebut dan ternyata hasilnya nilai enzim G6PD Biel adalah 1,3 padahal nilai rujukannya untuk new born adalah 6.9-20.25, adult: 4.6-13.5. Kami hanya bisa terdiam sesaat dan memastikan kembali hasil tersebut memang benar, kemudian kami mulai menangis. Aku bertanya pada Tuhan "Why God", dan suaraNya yang lembut berkata, "Hidupnya milikKu nak." Kata-kata itu menyadarkanku bahwa memang hidup kita semua adalah milikNya, rencana apapun yang Dia buat untuk hidup kita adalah hak prerogatifNya Tuhan, hatiku mulai tenang dan aku mengucap syukur buat semuanya, aku juga mengucap syukur kalau aku diberi kesempatan untuk menjadi ibu dari anak-anakku Matthew dan Gabriel. Aku tetap mau berkata bahwa Tuhan itu baik, ajaib semua rancanganNya dan sempurna adanya.
Aku mulai menyadari bahwa saat Tuhan membawa aku untuk masuk dalam 'masa merendahkan diri' adalah untuk membuat aku siap menghadapi semua ini. Dan memang ternyata aku lebih tenang dan kuat dari suamiku, aku mengingatkan dia untuk tetap mengucap syukur walaupun hasilnya tidak seperti yang kami harapkan, dan juga aku menguatkan anakku yang pertama Matthew, bahwa kami adalah satu tim, "yuk kita sama-sama menjaga Gabriel," begitu ujarku pada Matthew dan dia bisa mengerti dan bisa mengucap syukur Tuhan telah memberikan dia seorang adik bagimanapun kondisinya, meskipun setiap berdoa dia selalu mendoakan untuk kesembuhan adiknya sambil menangis tetapi dia bisa menerima dan tetap mengucap syukur.
Ternyata masa berpuasaku belum selesai....harus terus berlanjut, tapi aku berkata "ga pa pa Biel, mommy rela melanjutkan puasa lagi karena kalau mommy berpuasa hanya selama menyusui 2 tahun atau lebih, tetapi kalau kau harus berpuasa selama hidupmu Biel." Masuk dalam 'masa merendahkan diri' juga mengajarkan aku untuk melepaskan keegoisanku sebagai seorang ibu yang merasa "memiliki" anak-anakku. Aku mulai menyerahkan kekhawatiranku tentang masa depan anak-anakku, dan mempersilahkan Tuhan untuk menjadi Tuhan dalam hidup anak-anakku dan aku akan tetap hanya sebagai seorang ibu yang akan terus berdoa buat mereka.
Imanku tidak menjadi goyah dengan kejadian tersebut, aku masih tetap yakin saatnya akan tiba Tuhan menyembuhkan Biel. Aku mau terus mengucap syukur untuk semua yang sudah Tuhan beri, suami, anak-anak, keluarga, teman-teman, kehidupanku......semuanya baik, karena Dia selalu memberikan yang terbaik. Walaupun tidak enak atau tidak baik menurut ukuran manusia, tetapi Dia selalu tahu pasti apa yang terbaik bagi kami dan itu yang Dia beri, "semuanya untuk mendatangkan kebaikan bagi kami dan juga bagi kemuliaanNya."

Wednesday, November 10, 2010

Masa Merendahkan Diri

Selama menunggu waktu 6 bulan untuk cek G6PD kembali aku tidak mau melakukan hal-hal yang ternyata akan aku sesali. Banyak hal yang tidak diperbolehkan untuk defisiensi G6PD, menurut saran dokter dan juga aku mencarinya di uncle G. Aku menghindari tempat-tempat umum, terutama ruangan yang memakai pengharum. Semua pakaian bersih kami dalam lemari dicuci kembali karena kami suka memakai naphtalene, sedangkan naphtalene merupakan salah satu yang tidak diperbolehkan. Kami juga menghentikan pemakaian parfum, pengharum ruangan dan pengharum mobil, padahal kami sangat menyukai parfum. Waktu selama 6 bulan ini adalah waktunya masuk dalam camp pelatihan Tuhan, masa -masa ini aku sebut masa-masa merendahkan diri. Aku "dipaksa" untuk berpuasa dari hal-hal yang aku suka : karena Gabriel menyusui sehingga aku harus berpuasa dari makanan yang dipantang untuk G6PD, seperti kacang-kacangan, kacang fava (kacang koro), kacang polong, kacang kapri, kacang mede, aku memang tidak terlalu menyukai kacang-kacangan tetapi untuk jangka waktu yang cukup lama membuatku harus extra keras "menahan diri". Justru pada saat itu tidak diperbolehkan malahan bisa membuatku jadi "ngiler" melihat makanan tersebut. Apalagi makanan yang sangat aku sukai...coklaat.......benar-benar perlu perjuangan. Memang belum ada riset yang membuktikan bahwa coklat bisa membuat terjadinya hemolisis (pecahnya sel darah merah), tetapi ada beberapa kasus yang menyatakan bahwa setelah makan coklat kemudian terjadi hemolisis, ternyata bahan tambahan pada coklat tersebut yang membuat terjadinya hemolisis. Tetapi aku tidak berani mengambil resiko memakan coklat dengan "perkiraan" bahwa coklat yang aku makan tidak mengandung bahan tambahan tersebut. Alkohol juga adalah salah satu yang harus dipantang, memang aku tidak pernah minum alkohol atau sejenisnya (bir, minuman keras) tetapi tart yang mengandung rhum, coklat yang mengandung rhum, justru itu yang membuat tart menjadi lebih enak, hmm benar-benar perlu perjuangan. Dan aku menyebutnya "puasa Lina", karena aku harus menahan diri dari hal-hal yang aku sukai.
Untuk menyembuhkan Biel buat Tuhan itu hal yang mudah dan bukan masalah Tuhan mau atau tidak mau, justru Tuhan sangat ingin memulihkan keadaan Biel, tetapi Tuhan sedang melatih otot-otot rohaniku menjadi kuat seperti kaki rusa yang kuat menaiki bukit batu, seperti burung rajawali yang naik terbang lebih tinggi saat badai.
Tuhan 'memaksaku' untuk berdoa, Dia memberikan Roh DoaNya padaku pada suatu malam. Tetapi kali ini doa-doaku tidak seperti mendoakan untuk kesembuhan Biel yang pertama sehingga tidak harus menjalani operasi pembedahan, aku bahkan tidak tahu harus berkata apa dalam doa-doaku. Aku hanya berbahasa Roh saat berdoa atau seringkali hanya berupa erangan yang akupun tidak tahu apa itu, tetapi dorongan untuk berdoa begitu kuat, sehingga sambil melakukan pekerjaan sehari-hari aku terus berdoa.
Banyak teman-temanku yang mendoakan dan memberikan kekuatan, mereka berkata Biel pasti Tuhan sembuhkan juga dari defisiensi G6PD, dan mengajak aku untuk "turun gunung" dan kembali melayani seperti dulu melayani pekerjaanNya dan melayani orang-orang. Ada juga temanku yang memberikan kekuatan dengan memberikan ayat Firman Tuhan dalam 2 Tim 1:7 "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." Thanks guys for your pray and support, I'm really blessed to have you all around me. Aku sebenarnya ingin sekali menceritakan semuanya kepada teman-temanku dan juga aku tidak sedang ketakutan dan 'naik gunung' untuk bertapa tetapi Tuhan yang menyuruh aku untuk 'diam, puasa dan berdoa'.
Aku belum mengerti apa rencana Tuhan buat kami dan apa yang mau Tuhan kerjakan melalui Biel, tetapi satu hal yang aku tahu pasti......bahwa Tuhan pasti memberikan apa yang terbaik buat hidup kami.

Friday, October 8, 2010

Pengejaran-pengejaranku

Saat anakku yang pertama 'Matthew' belajar berjalan, dia akan berjalan kearahku dengan langkah yang masih oleng, dia terus akan berjalan mendekat kearahku walaupun aku terus berjalan mundur sambil tetap menjaga jarak aman dan siaga. Saat dia akan terjatuh, aku dengan sigap menangkapnya agar dia tidak terjatuh. Dan saat dia 'ditangkap' agar tidak terjatuh merupakan saat-saat yang mengharukan bagiku karena dia akan tertawa dalam pelukanku dan dengan matanya yang polos dia menatap mataku seolah ingin mengatakan 'aku tahu mommy pasti akan menjagaku, supaya aku tidak terjatuh.' Saat dia dalam pelukanku akupun ingin mengatakan 'nak, mommy tidak akan membiarkan kamu jatuh.' Kepercayaannya yang total tanpa meragukanku sangat menyentuh hatiku.
Saat langkah-langkah olengnya semakin kuat dia tetap berlari ke arahku untuk masuk dalam pelukanku hanya untuk mengatakan I love mom dan merasakan belaian lembut di rambutnya dan ciuman sayang dipipinya. Setiap malam Matthew selalu tidur dalam pelukanku, dengan matanya yang polos dan setengah mengantuk dan sambil tersenyum dia akan mengatakan I love you mom, sweet dream ya. Moment-moment seperti itu rasanya berlalu begitu cepat, semuanya masih ada dalam ingatanku, tetapi sekarang langkahnya mulai semakin cepat....
Saat langkah-langkah kakinya semakin kuat dan cepat, pengejarannya menjadi berubah arah. Yang mengejar menjadi yang dikejar, dan yang dikejar menjadi yang mengejar. Aku mulai harus mengejarnya saat Matthew berlari menjauh bersama teman-temannya. Semakin lama langkahnya semakin cepat dan mulai tidak terkejar olehku. Saat-saat pertemuan di pelukanku ketika dia akan terjatuh hanya menjadi kenangan yang manis yang tidak mungkin kulupakan. Aku sadar ada saatnya nanti langkah-langkahnya tidak dapat kukejar, hanya melalui lutut yang selalu bertelut dan air mata dalam doa yang akan tetap menjaga setiap langkah-langkahnya. Karena betapapun cepatnya Matthew berlari, dia tidak akan mampu berlari melampaui TUHAN.

Monday, August 30, 2010

Behind The Scenes

Setahun yang lalu saat aku akan membuat blog ini, ide yang pertama kali muncul adalah sebuah blog berisi catatan tentang perjalanan hidupku bersama Tuhan, apa yang menjadi minatku, apa yang menjadi hobbyku. Minatku adalah tentang pendidikan, bagaimana cara mendidik anak, maka muncullah "best education" ini. Selama ini aku sering memasukkan article-article yang berhubungan dengan edukasi, yang menurutku 'sangat bagus' untuk dipelajari dan dipraktekkan terhadap anak-anakku. Dalam konsep pemikiranku sebagai orang tua, aku yang harus mengajarkan segala hal (yang baik, sesuai dengan Firman Tuhan) dan juga jalan-jalanNYA saat dia berbaring, saat dia berjalan, saat dia bermain. Karena itu aku memilih jalur home schooling untuk pendidikan anak-anakku. Dan selama ini perjalanan home education ini berjalan tidak selalu mulus, adakalanya aku mengalami kejenuhan, kadangkala merasa tidak percaya diri, atau anakku yang merasa bosan, tapi semuanya itu dapat kami atasi bersama ditambah dengan dukungan dari teman-teman komunitas HS kami. Thanks guys, you are the best friend that I have.

Banyak hal yang ternyata aku belum ketahui dan kami mempelajarinya bersama-sama. Aku semakin menyadari bahwa ilmu pengetahuan tidak akan pernah habis untuk dipelajari hanya di bangku sekolah. Karena itu aku mengucap syukur dan semakin menikmati proses belajar kami, dengan berbekal rasa ingin tahu yang besar dan menjadikan belajar sebagai gaya hidup.

Seiring dengan berjalannya waktu, banyak hal yang sudah kami pelajari bersama tentang tumbuhan, tentang dunia hewan, tentang ruang angkasa, tentang bumi juga tentang kasih sayang. Dan untuk hal yang terakhir, bukan aku yang mengajarkan hal tersebut pada anakku tapi justru anakku yang banyak mengajarkan tentang kasih sayang padaku. Dia mengajarkan tentang kasih tak bersyarat, mengajarkan untuk memaafkan dengan tulus, mengajarkan untuk menerima apa adanya. Dia menerimaku sebagai mommy yang sangat dia sayangi walaupun aku sering cerewet, sering ngomelin dia waktu dia berbuat kesalahan, sering marahin dia waktu dia tidak mendengarkan, dia menerima aku apa adanya, tidak menuntut mommynya untuk berubah baru dia akan menyayangiku, dan ketika aku menyadari betapa buruknya aku, kemudian aku meminta maaf, dia langsung memaafkanku dengan tulus tanpa pikir-pikir dulu.

Banyak moment yang justru menjadi pembelajaran yang sangat berharga buatku dimana aku semakin dibentuk untuk menjadi ibu yang positif, kuat menghadapi tekanan, berhati lembut, dan juga mengerti apa yang menjadi kebutuhan anak-anakku. Aku belum mencapai semuanya itu tapi aku terus berlari untuk mengejar hal itu.

Untuk segala hal yang aku ternyata tdk tahu, aku tidak malu untuk mengatakannya bahwa akupun sedang dalam proses belajar terus menerus, bahwa aku tidak tahu tentang segalanya. Dan untuk segala hal yang aku ketahui, aku ingin mewariskan semuanya pada kedua anakku.

Bukan kekuasaan dan kehormatan yang akan kuwariskan, melainkan mengajarkan kepada mereka untuk mengejar cinta kasih dan kebijaksanaan.

Bukan kekuatan dan keperkasaan yang akan kuajarkan kepada mereka, melainkan mengajarkan mereka untuk mencintai dan menerima dirinya apa adanya.

Dan harta terbesar dan paling berharga yang ingin kuwariskan kepada mereka adalah gairah untuk memburu Tuhan.


Saturday, August 28, 2010

Monday, August 16, 2010

Latihan Terbaik

Saat-saat Tuhan memberikan latihan yang terbaik................

Sehari setelah saya melahirkan, pada saat kunjungan dokter anak untuk imunisasi, beliau menyuruh untuk cek bilirubin karena Gabriel kelihatan kuning. Dan... hasilnya bilirubin total: 11.00, sehingga harus di blue light. Sedih banget rasanya, soalnya baru 2 malam Gabriel tidur dipelukanku dan sekarang harus tidur sendiri di inkubator tanpa pakaian dengan mata yang ditutup.










Biel diblue light selama 2 hari, sehingga saat saya pulang Biel tidak ikut karena masih harus dirawat. Setiap hari saya menengok Biel sambil membawa ASI yang sudah diperah. Melihatnya berbaring tanpa pakaian di inkubator dengan mata yang ditutup hatiku seperti disayat-sayat. Setiap mau pulang rasanya sedih sekali, karena harus merelakan Biel tidur sendiri di inkubator. Rasanya ingin cepat besok pagi supaya saya bisa kembali melihat bayi mungilku, supaya bisa memeluknya walaupun hanya sebentar. Setelah 2 hari Biel kembali dicek bilirubinnya: 11.3 dan nilai rujukannya: 11.7 sehingga Biel diperbolehkan pulang. Setelah Biel pulang, kami sekeluarga sibuk dengan anggota baru keluarga kami yang sudah mencuri hati kami semua. Dengan tubuhnya yang mungil, rambutnya yang hitam, matanya yang besar, tangisannya yang bergetar, semuanya begitu mempesona kami, tidak bosan-bosannya kami memandangi Biel. Meskipun tubuhnya mungil tapi Biel menyusu dengan lahap sekali. Saya merencanakan memberikan ASI secara eksklusif. Walaupun cape dan ngantuk karena harus bangun untuk menyusui sepanjang malam, tapi rasanya senang sekali.
Seminggu kemudian saat saya harus kontrol pasca caesar, suster-suster menyarankan Biel cek ke dokter karena kelihatan kuning lagi. Besok paginya kami ke dokter anak, beliau menyarankan cek darah lagi dan ternyata bilirubinnya 16, sehingga kembali Biel harus masuk rumah sakit untuk blue light selama 2 hari. Setelah 2 hari Biel kembali dicek bilirubinnya, hasilnya 11.5 dan Biel pun diperbolehkan pulang dan kami langsung membuat janji dengan dokter untuk kontrol kembali pada tanggal 29.05.2010.
Saat kontrol tgl 29.05 Biel harus langsung cek bilirubin kembali karena terlihat kuning dan hari itu adalah hari Sabtu, sehingga dokter menyarankan untuk langsung cek darah ke laboratorium di RS karena laboratoriumnya tutup, Supaya tidak terlambat, begitu alasan beliau. Kami langsung berangkat kesana untuk cek bilirubin direct dan indirect, G6PD Neonatus dan TSH Neonatus dan saat perjalanan pulang kami ditelp oleh tempat praktek dr. A untuk membuat janji kontrol besok paginya yaitu hari Minggu. Oh, ternyata ada juga dokter yang sangat perduli dengan pasiennya sampai2 rela untuk datang di hari minggu. Thank u dr. A. Beliau bilang ga puas kalo jelasin hasil lab lewat telp. Beliau menjelaskan bahwa bilirubin directnya lebih tinggi dari nilai rujukan (1.26 dan nilai rujukannya 0.1.-0.30) sehingga mengarah adanya penyumbatan di saluran empedu, tapi angka tersebut belum bisa dijadikan alasan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Beliau mengatakan jika nilai bilirubin directnya 1.5 maka Biel harus langsung diperiksa lebih lanjut dengan cara USG dan harus puasa selama 12 jam, dan tidak mungkin bayi puasa selama itu sehingga harus diinfus. Dari USG tersebut akan terlihat kerja empedu sebelum menyusu dan sesudah menyusu. Jika dari hasil USG tersebut membuktikan bahwa kerja empedu sebelum dan sesudah menyusu sama, maka harus dilakukan operasi by pass saluran empedu dan itu harus dilakukan sebelum bayi berusia 8 minggu, jika melewati itu penelitian membuktikan hasilnya tidak maksimal bahkan bisa berpengaruh pada liver. Perasaanku waktu itu masih tenang karena nilai bilirubin directnya Biel tidak mencapai angka 1.5. Terus tinggal tunggu hasil G6PD nya....
Hari Selasa pihak laboratorium telephone bahwa Biel harus kembali diambil darahnya lagi karena hasil G6PD nya blur. Kasihan Biel, usianya belum genap 1 bulan sudah berkali-kali diambil darahnya untuk cek lab. Apalagi masih bayi jadi ditusuknya dari tumit kemudian ditekan-tekan supaya darahnya keluar. Setiap ditusuk Biel cuma bisa nangis jerit-jerit tanpa bisa berontak, setiap itu pula saya ikut nangis bersama Biel.
Hari Rabu hasilnya keluar dan kami langsung konsultasi dengan dokter A. Nilai G6PD nya Biel adalah 0.3 sedangkan nilai normalnya adalah >3.6. Dokter A hanya menyarankan tunggu nanti hari senin untuk kembali cek darah lagi untuk menentukan langkah selanjutnya, sementara itu Biel diberi obat antibiotik. Pulang dari dokter A kami memutuskan untuk mencari pendapat dari dokter lain, dokternya Matthew waktu kecil (dokter L). Kami langsung menuju tempat prakteknya di Gading Serpong.
Dokter L menjelaskan bahwa nilai G6PD adalah bersifat tetap, tidak bisa bertambah dan tidak ada obatnya. Kita hanya harus menghindari pemicu yang bisa menyebabkan nilai tersebut berkurang. Salah satunya adalah alkohol dan obat-obatan yang bergolongan sulfonamid, nitrofuran, sulfon, obat antimalaria, vitamin K dan juga harus dihindari pemakaian naphtalene, parfum, molto. Beberapa macam makanan pun harus dihindari antara lain kacang fava, jamu, kacang-kacangan, dll. Kemudian beliau akan kembali melakukan cek ulang setelah Biel berusia 6 bulan. Dan selama menunggu cek ulang G6PD Biel dan saya tidak pergi ke tempat-tempat umum untuk menghindari orang yang menggunakan parfum atau naphtalene.
Untuk bilirubin direct beliau meminta cek ulang di laboratorium yang berbeda. Dan kami diminta untuk kembali hari Senin dengan membawa hasil lab yang baru. Sore itu juga kami langsung cek lab di RS yang direkomendasikan dr. L. Lagi-lagi ditusuk, lagi-lagi diambil darahnya, lagi-lagi Biel cuma bisa nangis jerit-jerit dan lagi-lagi saya ikut menangis bersama Biel. Hasil pemeriksaan lab nya keluar pada hari itu juga, dan kami cuma bisa berdoa apa yang nanti akan terjadi karena nilai bilirubin direct nya bertambah yaitu mencapai angka 1.5. Oh my God, apakah Biel harus menjalankan USG, diinfus, dsb, dsb.
Pada hari yang dijanjikan, dokter L melihat hasil lab tersebut kemudian memeriksa Biel. Beliau berkata kalau dilihat dari kondisi Biel semuanya oke bahkan sudah tidak kelihatan kuning lagi, walaupun dari hasil lab sudah mencapai angka 1.5. Kemudian beliau menyarankan untuk melakukan observasi, jika selama observasi (2 minggu) Biel rewel, muntah berlebihan, atau kolik, kami harus segera membawa Biel ke dokter ahli bedah yang beliau rekomendasikan dengan memberikan surat pengantarnya. Tapi jika selama 2 minggu tidak terjadi tanda-tanda tadi, maka Biel harus kembali dicek bilirubinnya.
Pulang ke rumah kami cuma bisa menangis dan menangis. Kemudian saya diingatkan satu firman dalam Mazmur 50: 15, "Berserulah kepadaKu pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau dan engkau akan memuliakan Aku." Kami berserah sepenuhnya pada Tuhan dan percaya bahwa Dia pasti memberikan yang terbaik buat kami. Setiap hari kami berdoa dan memperkatakan iman kami bahwa Biel pasti sembuh
(oleh karena bilur-bilurNya Biel disembuhkan),
bahwa rancangan Tuhan adalah rancangan yang terbaik
(Tuhan yang menjadikan Biel ditempat yang tersembunyi dan Biel direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah, mataMu melihat selagi Biel bakal anak dan dalam kitabMu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk sebelum ada satupun daripadanya Maz 139: 15b -16),
dan kami mengucap syukur karena Tuhan menjadikan Biel
(Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku; Aku bersyukur kepadaMu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kau buat dan jiwaku benar-benar menyadarinya Maz 139: 13,14).
Akhirnya 2 minggu yang menegangkan pun berlalu, dan kami kembali cek laboratorium. Hasilnya bilirubin direct Biel turun menjadi 0.4. Thanks GOD, puji Tuhan, Biel sudah disembuhkan. Tidak ada hal yang mustahil buat Tuhan. JanjiNya ya dan amin dan kami percaya untuk G6PD nya pun pasti Tuhan sembuhkan. Thanks GOD for your miracle.
Mengikut Tuhan memang ngeri-ngeri sedap.....Ada saat dimana Tuhan memberikan latihan-latihan yang terbaik untuk melatih otot-otot rohani kita menjadi semakin kuat dan dapat terbang tinggi bagai rajawali mengatasi badai. Seperti nabi Yesaya berkata "tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah."

Love for All Seasons

No matter which season my teens are passing through, rely on GOD to give me wisdom & strength to love them well through their winter, sp...